Translitor.

Sponsor,

Keutamaan Shiva Lingam.


Keutamaan Shiva Lingam.


Isvharah sarva bhuutanam (Tuhan/isvara bersemayam dalam setiap mahluk).

“sa eṣa rudra bhaktaś ca keśavo rudra saṃbhavaḥ | sarvabhūtabhavaṃ jñātvā liṅge ‘rcayati yaḥ prabhum | tasminn abhyadhikāṃ prītiṃ karoti vṛṣabhadhvajaḥ |” (Mahabarata, Drona Parva/7:172:89-90).
Kesava adalah penyembah setia Rudra yang telah bermunculan dari Rudra sendiri. Kesava selalu memuja Tuhan Siva, mengenai lambang Lingga untuk menjadi asal usul alam semesta. Hal yang berharga dari Kesava, beliau menghormati Tuhan yang memiliki perlambang lembu jantan itu".
 
Satya Sai Baba menyabdakan tentang penjelasan Linggam di Prashaanty Nilayam,22-2-1971 pada perarayaan Maha Shivaratri.
Linggam suatu simbol, suatu tanda, untuk menggambarkan Tuhan yang tiada awal dan akhirnya serta tidak terbatas, karena lingam itu tidak mempunyai anggota badan, tidak mempunyai wajah, kaki, bagian depan, atau bagian belakang, tiada awal dan akhiranya. Sesungguhnya Linggam/Lingga berarti līyathē (tempat menunggalnya segala nama serta wujud), dan gamyathe (yang dituju segala nama dan wujud untuk mencapai pemenuhan). Linggam adalah lambang yang paling tepat untuk Tuhan yang meliputi segala sesuatu, Mahatahu, dan Mahakuasa. Segala sesuatu termasuk didalamnya. segala sesuatu timbul darinya. Dari linggam timbullah alam semesta dan dunia yang fana ini (janggam), dari janggamtimbul pergaulan, kelekatan, dan kegiatan yang dilandaskan pada darma (satsanggam), dan sebagai hasil satsanggam, manusia menyadari atma yang tidak bersifat (linggam). 

 Liyate dan Gamyate.

 līyathē (tempat menunggalnya segala nama serta wujud),
 Seperti penjelasan diatas dapat kita ambil intisarinya. Ini berkaitan dengan Sarvam Shiva Mayam (semua perwujudan yang ada di alam ini, merupakan perwujudan Tuhan (Shiva)). Untuk mengetahui hal ini maka perlunya kita melihat untaian syair yang indah dan menawan dari Mahanarayana Upanisad. Syair yang juga diajarkan oleh Sad Guru Sai dan di inplementasikan melalui tehnik meditasi yang disebut dengan Meditasi Cahaya. Pada intinya mengenalkan kesujatian siapa diri kita sendiri yang tiada lain adalah aatma.
//saṃnyāsa sukta//
na karmaṇā na prajayā dhanēna tyāgēnaikē amṛtatvamānaśuḥ
parēṇa nākaṃ nihitaṃ guhāyāṃ vibhrājadē tadyatayō viśanti
1
vēdāntavijñānasuniścitārthāḥ saṃnyāsa yōgādyataya śuddhasattvāḥ
tēbrahmalōkē tu parāntakālē parāmṛtātparimucyanti sarvē
2
dahraṃ vipāpaṃ paramēśmabhūtaṃ yatpuṇḍarīkaṃ puramadhyasaggastham
tatrāpi dahraṃ gaganaṃ viśōkastasmin yadantastadupāsitavyam
3
yōvēdādau svaraḥ prōktō vēdāntē ca pratiṣṭhitaḥ
tasya prakṛtilīnasya yaḥ paraḥ sa mahēśvaraḥ
4
oṃ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ
(Aranyaka Upanishad Taittiriya.Maha Narayana Upanishad. 10)

“salah satu jalan untuk mencapai keabadian dengan yang Mahakuasa, bukan karena amal saleh dan dengan keturunan seseorang, ataupun dengan kepemilikan kekayaan, tetapi dengan hanya penolakan kenikmatan terhadap diri sendiri dan mempersembahkan semuanya kepada yang Mahakuasa. Para bijak/Sanyasi yang berpengetahuan mengetahui jauh di dalam relung jantung (cakra hati berpusat di rongga antara dada dan perut) bercahaya cemerlang dan terang. Mereka yang mengetahui pilsafat Vedanta dan mengetahuinya dengan jelas telah melakuakan penyucian dengan jalan yoga penolakan, pada ahir kehidupanya akan benar-benar terbebaskan.  Terletak di pusat dari tubuh adalah teratai jantung yang murni dan merupakan tempat tinggal dari Brahman/ Tuhan. Dan merenungkan mahluk tertinggi di hamparan batin yang halus dan bebes dari kesedihan. Yang di awal Veda di gambarkan sebagai suara Om dan di ahir Veda dan Upanisad dinyatakan sebagai kebenaran tertinggi. Bagi orang yang menyadari kesadaran Agung berada di luar batasan mereka benar-benar tenggelam dalam realitas fisik. Memang, tidak lain dialah Tuhan tertinggi”.

Sejauh pengenalan penulis memplajari tatanan spiritual, pada tahap pertama orang tertarik oleh indria, kemudian mereka merasakan melalui tindakan indria. Hal yang biasa kita temukan hanya pada tingkatan Upacara atau ritual, kemudian hanya mengagungkan sekte tersendiri atau klompok tertentu. Jarang diantara-Nya setidak-tidaknya untuk memahami isi dari ritual. Sehingga pengetahuan ritual menjadi ujung tombak perpecahan. 

memaknai dari kata līyathē (tempat menunggalnya segala nama serta wujud) semestinya persatuan dan kasih sayang bahwa semua mahluk memiliki percikan kecil Tuhan. Didalam pengertian Shiva Lingam yang sujati, Lingam adalah perwujudan dari yang tanpa wujud yaitu Tuhan. Pada Lingam!Semua Golongan, Semua Alam, Semua Wujud Dewa terdapat disana. Jadi dengan memuja Lingam kita telah memuja semua perwujudan yang ada. 
gamyathe (yang dituju segala nama dan wujud untuk mencapai pemenuhan).
Jika segala wujud berada pada Lingam, maka wujud itu memiliki nama. Melalui semua Istadevata yang kita puja,Tri Murti, Leluhur, Laksmi, Durga, Guru, dan wujud lainya dengan nama dan Mantra puja. Bisa digunakan dalam pemujaan Lingam. Pemberkahan jenis apapun mulai dari Dharma, Arta, Kama, Moksa bisa melaui pemujaan Lingam. 

Shiva Lingam mencakup 33 dewa.


“vadantyagnĩ mahādēvaṁ tathā sthāṇũ mahēśvaram | ēkākṣaṁ tryambakaṁ caiva viśvarūpaṁ śivaṁ tathā ||” (Mahabarata,  Anushasana Parva/ 13:161:2)
terjemahan: sang Rishi menggambarkan Mahadewa sebagai Agni, dan Sthanu, dan Maheswara; Shiva yang bermata tiga, yang salah satu matanya bentuk universal yang selalu menguntungkan”.


 Sloka diatas di ambil dari sloka Mahabarata. Sloka ini dijelaskan oleh Srii Krisna kepada Yudistira. Shiva sebagai Agni jika dilihat dari kisah kemunculan Shiva Lingam sebagai Lingodbhava. Kata Sthanu mengaartikan sebagai tiang atau pilar, sedangkan Mahesvara berarti Tuhan universal. Pada intinya ketiga kata ini menyatakan perwujudan Mahadeva sebagai Agni Sthanu yang artinya adalah pilar api. Kata pilar api ini indentik dengan kata stamba atau skamba. kata stamba diulang-ulang didalam Shiva purana sebagai wujud dari Shiva secara Niskala. selain itu Atarvaveda juga menyebutkan hal yang sama yang dikenal dengan stamba/skamba suktam. Salah satu bait menyatakan didalam stamba terdapat 33 dewa.

"yásya tráyastriṃśad devā́ áṅge gā́trā vibhejiré
tā́n vái tráyastriṃśad devā́n éke brahamvído viduḥ//" 27.
(tigapuluh tiga Dewa dalam tubuhnya yang diatur sebagai anggota badan (mengetahui tigapuluh tiga Dewa). Sebagian, Sangat mahir dalam pengetahuan suci).  

stamba suktam didalam Rg.veda.X.7 ini mengjabarkan tubuh alam makrokosmos. Hal in

mengacu sebagai pilar api (shiva linga). Jadi, setidaknya kita sudah tahu bahwasanya Shiva Linga bukanlah simbol kelamin. ini adalah simbol alam makrokosmos. Apabila kita melihat bentuk Lingam seperti organ Seksusal, ini hanyalah pengambilan dari konsep purana secara Copy Paste atau meniru secara langsung apa yang dikisahkan dalam purana-purana. Didalam purana dikisahkan demikian tentunya ada tujuan tersendiri. Salah satunya hal ini bertujuan untuk memudahkankan masyarakat memahami sosok Shiva sendiri.  

Keutamaan Shiva Lingam Dalam Hymne Lingastakam



Dalam sloka nyanyian Lingastakam kita akan temukan pengertian yang lebih jelas, bagaimana dengan pemujaan kepada Shiva Lingam dan hasilnya. Disini saya jelaskan dalam bentuk inti saja agar lebih mudah untuk dimengerti. Ada delapan bait point yang dapat dijelaskan secara ringkas dalam sloka pujian Lingastakan ini.
·         Yang menghancurkan penderitaan yang timbul dari kelahiran dan kematian. 0,1.

·         Pemusnah Kama, Lingga, yang penuh kasih,

Dan yang menghancurkan keangkuhan Rahwana. 0,2.

·         Yang mengarah ke pertumbuhan kebijaksanaan,Dan yang menghancurkan Yagna dari Daksa. 0,4.

·         Yang dapat menghancurkan tumpukan  dosa. 0,5.

·         Yang merupakan pintu untuk pengabdian dan pikiran yang baik, Dan kemegahanNya seperti jutaan matahari. 0,6.

·         Yang merupakan penyebab dari semua ciptaan, Dan yang merusak delapan jenis kemiskinan. 0,7.

·         Yang merupakan tempat tinggal yang kekal, Dan yang merupakan kebenaran hakiki. 0,8.


Inilah keutamaan dari Shiva Lingam. Jika arca perwujudan hanya memuja bentuk itu saja, namun Shiva Lingam memuja semua perwujudan yang telah menjadi satu sebagai Tuhan Yang Esa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Parama Shiva). Jangan tinggalkan warisan leluhur kita yang terbaik ini, kembali memuja Linggam dengan Bhakti yang tulus. Tidak masalah menggunakan cara Tradisi sendiri atau kebisaan luar. Dalam hal pemujaan tidaklah baku melainkan pleksibel.

0 Response to " Keutamaan Shiva Lingam. "

http://adf.ly/1bLNXQ [URL=http://www.flagcounter.me/details/l0][IMG]http://www.flagcounter.me/l0/[/IMG][/URL]http://www.flagcounter.me/l0/