Translitor.

Sponsor,

FUNGSI PEMUJAAN SHIVA LINGGA.

   

FUNGSI PEMUJAAN SHIVA LINGGA.

 Inti dari Puja.

Alasan kenapa Linggam sebagai simbol dari Shiva adalah karena beliau memiliki dua jenis perwujudan yaitu sebagai Sakala (yang berwujud dan dapat di lihat), dan Niskala (yang tidak dapat di lihat ). Di dalam pengertian Shiva Linggam yang sebenarnya, perwujudan Linggam adalah bentuk atau perwujudan pemujaan dari Tuhan universal atau Nirguna Brahman. Jika beliau (Shiva) adalah Sakala dan Niskala maka perwujudan Linggam merupakan perwujudan Shiva yang Niskala. Pernyataan ini di pertegas didalam kitab Shiva Purana bagian Vidyesvara Samhitaa.
Lalu sebuah pertanyaan muncul tentang Shiva Linggam, apakah fungsi dari pemujaan Shiva Linggam tersebut??. Untuk menjawab pertanyaan ini! Perlukiranya untuk membuka cerita atau kisah dari pemujaan Shiva Linggam ini! Sehingga akan membuka ranah pemikiran dari kita semua dan dapat mengerti apa yang  terkandung dan maanfaat dari pemujaan ini.
Inti dari pemujaan Shiva Linggam bertujuan untuk pencapaian kebebasan bathin dan menyadari ketuhanan yang sebenarnya di dalam diri dan semua yang ada di alam semesta ini. Melalui bhakti yang tulus dan penuh dengan pengabdian niscaya pencapaian yang tertinggi akan di dapatkan. Pada bagian Vidyesvara Samhitaa (Shiva Purana) di jelaskan “orang-orang yang tidak sanggup menjalankan tiga jenis ritual yang di tentukan untuk menacapai pembebasan hendaknya membuat Shiva Linggam, dan memujanya setiap hari. Dengan melalui hal ini ia akan sanggup menyebrangi lautan duniawi”. Dalam hal ini dapat di simpulkan secara menyeluruh fungsi pemujaan dari Shiva Linggam bertujuan untuk pencapaiian Moksa. Di dalam Brahma Purana 228.45 sebagai berikut :
“Dharma, artha, kama, moksana sarira sadhanam”.
Badan yang disebut sarira ini hanya boleh digunakan sebagai alat untuk mencapai Dharma, Artha, Kama, dan Moksa.
Di dalam sebuah pencapaian tujuan dari keinginan di kehidupan ini yang sujatinya jika menuruti kehendak manusia itu bermacam-macam dan berbagai jenis. Namun, guru-guru suci terdahulu telah mengajarkan urutan untuk mencapai kedamaian melaui tujuan. Melaui empat tujuan ini pemujaan dari Shiva Linggam dapat di jelaskan nantinya!.
Dharma: dharma berarti kebenaran tetapi sering di artikan sebagai kewajiban. Namun, didalam topik ini lebih mengena tentang kebenaran. Satya Sai Baba pernah menyabdakan tentang penjelasan Linggam di Prashaanty Nilayam,22-2-1971 pada perarayaan Maha Shivaratri “Linggam suatu simbol, suatu tanda, untuk menggambarkan Tuhan yang tiada awal dan akhirnya serta tidak terbatas, karena lingam itu tidak mempunyai anggota badan, tidak mempunyai wajah, kaki, bagian depan, atau bagian belakang, tiada awal dan akhiranya. Sesungguhnya Linggam/Lingga berarti līyathē (tempat menunggalnya segala nama serta wujud), dan gamyathe (yang dituju segala nama dan wujud untuk mencapai pemenuhan). Linggam adalah lambang yang paling tepat untuk Tuhan yang meliputi segala sesuatu, Mahatahu, dan Mahakuasa. Segala sesuatu termasuk didalamnya. segala sesuatu timbul darinya. Dari linggam timbullah alam semesta dan dunia yang fana ini (janggam), dari janggamtimbul pergaulan, kelekatan, dan kegiatan yang dilandaskan pada darma (satsanggam), dan sebagai hasil satsanggam, manusia menyadari atma yang tidak bersifat (linggam).
Kembali kebagian Sloka Shiva Purana, bahwa Linggam muncul untuk kepentingan alam semesta. Dari pada pemujaanya menganugrahkan kebahagian dan pembebasan.
“tataḥ svaliṃgacihnatvātstambhato niṣkalaṃ śivaḥ |
svaliṃgaṃ darśayāmāsa jagatāṃ hitakāmyayā ||29
tadāprabhṛti lokeṣu niṣkalaṃ liṃgamaiśvaram |
sakalaṃ ca tathā beraṃ śivasyaiva prakalpitam ||30
śivasya liṃgaberatvaṃ bhogamokṣapradaṃ śubham ||” (Shiva Purana 1:5:29-31c).
“Untuk kepentingan dunia hadir dari-Nya Nirguna (cahaya yang menyala) pilar api dengan penampilanya sebagai Linga. Oleh karena itu Sthamba (pilar api) dilambangkan Niskala (nirguna) asfek dari Shiva. Yang berwujud itu sebgai Linga sekaligus sebgai asfek maheswara! Bahkan bentuk sakala sebagai arca rupa juga telah dijelaskan oleh Shiva. Pemujaan kepada perwujudan Linga ataupun arca rupa Shiva sangat baik dan melimpahkan kebahagiaan dan pembebasan”.
Jadi dapat di jelaskan, bahwasanya dari pemujaan Linggam orang telah melalukan Dharma (kebenaran)  bukan sebuah pemujaan berhala semata seperti yang orang-orang bicarakan. Selain itu beberapa orang mengklaim pemujaan Linggam adalah simbol seksual belaka. Namun, kenapa di beberapa kalangan menyatakan demikian dan terkadang membentuk Shiva Linggam dengan bentuk seksualitas? Sekiranya ini lebih mengarah kesebuah ciri dari mana segala sesuatu itu berada (istilah Bali menyatakan Wit= asal). Sehingga perlambang seksual dari ayah dan ibu semesta di wujudkan seperti organ seksual. Dalam hal ini memang agak melenceng dari konsep yang di asli dari Shiva LIngam! Namun, konsep perwujudan dari bentuk seksual ini tentunya memiliki makna dan maksud tertentu sehingga di bentuk sedemikan rupa. 

Empat Tujuan.

Biasanya perlambang seksual dalam Linggam berhubungan dengan ajaran bersifat Tantra kama sutra, yang sering sekali menghubunkan daya seksualitas sebagaidaya pencapaian kedamaian. Selain itu Srii Anandamurti melalui penelitianya menyatakan bahwa pemujaan Linggam terdahulu sebagai sarana pemujaan untuk menambah jumblah populasi. Ini di jelaskan dalam buku yang berjudul Namah Shivaya Shantaya.
Kembali kepada pencapaian Dharma melalui pemujaan Shiva Linggam. Seperti yang di jelaskan di atas, bahwa dengan menjalankan pemujaan kepada Shiva Linggam telah melakukan Dharma atau kebaikan. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam berbagai kitab suci bahwa anugrah dari pemujaan perwujudan kebenaran sudah tidak di sangsikan lagi. Jika di lihat dari cerita-cerita baik golongan raksasa dan para dewa mendapatkan anugrah dengan pemujaan Shiva Linggam. Seperti Rahwana, Rsi Sukracarya, Rsi Dadichi, Srii Rama, Arjuna dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainya.
Arta: merupakan namalain dari kekayaan dan di sini identik dengan kekayaan material. Di sini penting menjelaskan tentang kisah yang unik Kubera yaitu penguasa kekayaan namun lebih dikenal sebagai setengah Dewa/ DemiGod. Ia putra dari Visrava dan saudara Ravana, Kumbakarna, dan Vibhisana yang lain ibu. Dia melakukan pertapaan dan memuja Shiva Lingga. Di dalam Shiva Purana dinyatakan Ia melakaukan tapasya yang keras dan terpusat pada Shiva Linggam. Karena tirakat penebusan dosa yang kuat sekaligus penuh bhakti. Dewi alam semesta yaitu Dewi Parwati dan Shiva menganugrahi beliau dengan kedudukan sebagai Dewa kekayaan (kubera), dan Dewa dari para Guhyakas (mahluk yang tersembunyi), para Yaksa, dan Kinnaras (mahluk berkepala manusia dan berbadan kuda dan terkadang disebut sebaliknya). Sedangkan kota tempat tinggal dari beliau disebut Alaka.
Cerita di atas memberikan pemahaman pemberkahan dari Tuhan dengan berupa materi. Kebutuhan materi juga di butuhkan di dalam kehidupan! Namun, tentu saja ada batasan yang sehinggga dapat terkendali di dalam pemakaiaanya. Shiva merupakan perwujudan Tuhan memberkahi hal semacam ini kepada para bhakta-Nya sehingga di dalam menjalankan kewajiban di dunia ini dapat berjalan dengan baik. Yang pertama manusia bisa hidup dan menjalankan kewajiban untuk dirinya sendiri dan yang kedua untuk kewajiban di luar dirinya baik itu kehidupan spiritual/keagamaan dan sosilal masyarakat.
Kama: kenikmatan atau kesenangan. Di dalam pemujaan Shiva Linggam juga terdapat anugrah kama/kenikmatan atau kesenangan. Namun terkadang saat kesenangan ini di dapat terkadang manusia tidak dapat mengendalikanya sehingga justru akan menyebabkan kejatuhan bagi dirinya. Sebagai contoh pemujaan Rahvana yang ahirnya mendapatkan gelar sebagai Dasamuka dan bebabagai kesaktian yang ia dapat akibat dari pemujaan dan kesetianya terhadap Shiva. Rahvana menggunakanya dengan arogan sehingga ia mendapat karmanya sendiri. Berbeda dengan pemujaan Shiva Linggam yang di lakukan oleh Srii Rama, melalui pemujaan yang beliau lakukan memberikan hasil dan digunakan secara benar demi untuk menyelamatkan Istrinya Dewi Sita. Di lain cerita saat pertapaan Dewi Parwati sebelum menikah dengan Shiva, Sang Dewi memerankan peranan sebagai seorang Yogini. Beliau melakuakn tapasya yang kuat demi mendapatkan Shiva sebagai suaminya. Di dalam cerita ini selain terkandung makna kepuasaan dalam pemujaan juga menyertakan kasih sayang di dalamnya. Selain itu Rsi Dadichi adalah bakta setia dari Shiva dan selalu memuja Shiva Linggam mencapai berbagai berkah melaui pemujaan kepada Shiva dan yang terkenal adalah anugrah yang tidak bisa di bunuh oleh siapapun dan tulang-tulangya yang kuat bagaikan baja. Sang Rsi Sukracarya mendapat anugrah melaui bhaktinya kepada Shiva dan menguasai ilmu kematian. Belaiu mendapat anugrah mantra Mahamrtyumjaya yang dapat menghidupkan para raksasa yang mati. Rsi Markandeya juga mendapat anugrah keselamatan dalam kematian melaui pemujaan Shiva Linggam di saat-saat kematianya menjemput.
Inilah kepuasan dari pemujaan Linggam, dan dari pencapaiaan ini tergantung dari seseorang atau mahluk itu sendiri yang memanfaatkanya sehingga hasil ahir terpenuhi dan terwujudkan.
Moksa: aatma-janana adalah pencapaian kesadaran dialam diri. Untuk inilah kenapa orang menemui jalan kebebasan. Di awal penjelasan mengenai fungsi pemujaan Shiva Linggam juga telah di jelaskan bahwa dengan mendirikan Linggam dan melakukan pemujaan setiap hari akan membantu seseoranag untuk mencapai pembebasan. Di dalam sloka Linggastakam ada beberapa pengertian yang unik dalam anugrah pemujaan Linggam di antaranya:
·         yang menghancurkan penderitaan yang timbul dari kelahiran dan kematian. 0,1.
·         pemusnah Kama, Lingga, yang penuh kasih,
Dan yang menghancurkan keangkuhan Rahwana. 0,2.
·         Yang mengarah ke pertumbuhan kebijaksanaan,Dan yang menghancurkan Yagna dari Daksa. 0,4.
·         yang dapat menghancurkan tumpukan  dosa. 0,5.
·         Yang merupakan pintu untuk pengabdian dan pikiran yang baik, Dan kemegahanNya seperti jutaan matahari. 0,6.
·         Yang merupakan penyebab dari semua ciptaan, Dan yang merusak delapan jenis kemiskinan. 0,7.
·         Yang merupakan tempat tinggal yang kekal, Dan yang merupakan kebenaran hakiki. 0,8.
Di dalam sebuah Suktam yang disebut Na Karmana Suktam menjelaskan tentang pencapaian kebebasan dan penyatuan. Di dalam ritme suktam ini di jelaskan seperti ini
//saṃnyāsa sukta//
na karmaṇā na prajayā dhanēna tyāgēnaikē amṛtatvamānaśuḥ
parēṇa nākaṃ nihitaṃ guhāyāṃ vibhrājadē tadyatayō viśanti
1
vēdāntavijñānasuniścitārthāḥ saṃnyāsa yōgādyataya śuddhasattvāḥ
tēbrahmalōkē tu parāntakālē parāmṛtātparimucyanti sarvē
2
dahraṃ vipāpaṃ paramēśmabhūtaṃ yatpuṇḍarīkaṃ puramadhyasaggastham
tatrāpi dahraṃ gaganaṃ viśōkastasmin yadantastadupāsitavyam
3
yōvēdādau svaraḥ prōktō vēdāntē ca pratiṣṭhitaḥ
tasya prakṛtilīnasya yaḥ paraḥ sa mahēśvaraḥ
4
oṃ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ
(Aranyaka Upanishad Taittiriya.Maha Narayana Upanishad. 10)
“salah satu jalan untuk mencapai keabadian dengan yang Mahakuasa, bukan karena amal saleh dan dengan keturunan seseorang, ataupun dengan kepemilikan kekayaan, tetapi dengan hanya penolakan kenikmatan terhadap diri sendiri dan mempersembahkan semuanya kepada yang Mahakuasa. Para bijak/Sanyasi yang berpengetahuan mengetahui jauh di dalam relung jantung (cakra hati berpusat di rongga antara dada dan perut) bercahaya cemerlang dan terang. Mereka yang mengetahui pilsafat Vedanta dan mengetahuinya dengan jelas telah melakuakan penyucian dengan jalan yoga penolakan, pada ahir kehidupanya akan benar-benar terbebaskan.  Terletak di pusat dari tubuh adalah teratai jantung yang murni dan merupakan tempat tinggal dari Brahman/ Tuhan. Dan merenungkan mahluk tertinggi di hamparan batin yang halus dan bebes dari kesedihan. Yang di awal Veda di gambarkan sebagai suara Om dan di ahir Veda dan Upanisad dinyatakan sebagai kebenaran tertinggi. Bagi orang yang menyadari kesadaran Agung berada di luar batasan mereka benar-benar tenggelam dalam realitas fisik. Memang, tidak lain dialah Tuhan tertinggi”.
Konsep inilah yan di tekankan oleh guru suci Bagavan Srii Satya Sai Baba di dalam ajaranya terutama di dalam meditasi cahaya yang di ajarkan sebagai tehnik pencapaian penyadaran diri yang sejati, kebebasan dan penyatuan kehadapan Tuhan tertinggi. Seperti yang telah di jabarkan di atas mengenai meditasi cahaya, orang yang menjalankanya dengan serius, menyadari ketuhanan di dalam diri dan “Aham Brahma Asmi” /aku adalah Brahman atau Tuhan akan terwujud. 

0 Response to " FUNGSI PEMUJAAN SHIVA LINGGA. "

http://adf.ly/1bLNXQ [URL=http://www.flagcounter.me/details/l0][IMG]http://www.flagcounter.me/l0/[/IMG][/URL]http://www.flagcounter.me/l0/